Kisah-kisah nyata berikut ini mungkin tidak dapat dipercaya
dan mungkin dianggap hanya sebagai cerita-cerita dongeng. Saya mendengar
kisah-kisah ini dengan kedua telingaku dari mulut mujahidin yang hadir
menyaksikan perintiwa tersebut dan saya menulisnya dengan tanganku sendiri. Saya
mendengar karomah-karomah ini dari orang yang terpercaya, yang selalu berada di
medan tempur. Sebenarnya kisah itu sangat benyak sekali dan riwayatnya
mayoritas mencapai derajat mutawatir. Akan tetapi karena beberapa keterbatasan
yang ada, saya tidak bisa mengkisahkan seluruh kisah tersebut. Allah SWT
berfirman,
“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimua menjadi tentram karenanya.” QS. Al Anfal: 10
“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimua menjadi tentram karenanya.” QS. Al Anfal: 10
Seandainya imam Bukhori masih hidup, saya kira beliau pasti akan mencantumkan
orang-orang yang menceritakan kisah-kisah tentang karomah ini salah satu perowi
hadits kepercayaannya.
“Sekilas Tentang Syuhada‟
“Sekilas Tentang Syuhada‟
Jasad para syuhada tidak berubah dan tidak membusuk. Hadits
tentang topik ini derajatnya adalah mutawatir, sebagaimana yang dijelaskan oleh
para ulama fiqih dari madzhab hanafi dan Syafi‟i. Disebutkan di dalam buku
“Nihayaty al Muhtaj ila Syarhi al Minhaj: 5/131” ditulis oleh Ramli asy Syafi‟i
di dalam Syarhu Ibaroti al Minhaj, kitab al „Ariyah:
“Melainkan apabila jasad itu telah dikubur, orang yang mengkuburnya tidak pulang sampai bekas dari syahidnya hilang.” Kalimat ini menunjukkan bahwa jasad nabi dan orang mati syahid pasti tidak mendapatkan siksa. Demikian pula dijelaskan oleh ibnu „Abidin al Hanafi di dalam hasyiyahnya, kitab jihad:3/238, “Bahwasannya jasad orang yang mati syahid diharamkan bagi bumi memakannya.”
“Melainkan apabila jasad itu telah dikubur, orang yang mengkuburnya tidak pulang sampai bekas dari syahidnya hilang.” Kalimat ini menunjukkan bahwa jasad nabi dan orang mati syahid pasti tidak mendapatkan siksa. Demikian pula dijelaskan oleh ibnu „Abidin al Hanafi di dalam hasyiyahnya, kitab jihad:3/238, “Bahwasannya jasad orang yang mati syahid diharamkan bagi bumi memakannya.”
Akan tetapi saya tidak mendapatkan satu dalil yang bersambung sampai kepada
Rasulullah yang menunjukkan tidak adanya siksa yang menimpa jasad orang mati
syahid.
Diriwayatkan oleh al baihaqi dengan sanad hasan bahwasannya ketika mata air di lereng gunung Uhud yang juga dekat dengan kuburan Hamzah meluap pada masa Muawiyyah tahun 46 H, maka jasad umar muncul dan tubuh beliau belum berubah (busuk).
Para Syuhada Afghanistan
Diriwayatkan oleh al baihaqi dengan sanad hasan bahwasannya ketika mata air di lereng gunung Uhud yang juga dekat dengan kuburan Hamzah meluap pada masa Muawiyyah tahun 46 H, maka jasad umar muncul dan tubuh beliau belum berubah (busuk).
Para Syuhada Afghanistan
Umar Hanif menceritakan kepadaku ketika berada di rumah
Nashrullah Manshur –dia adalah komandan tinggi Partai Revolusi Islam– dan Umar
–komandan militer di Zamrot dan Urjun– di markas kemp Baktia Afghanistan, dia
berkata:
- Saya belum pernah melihat seorangpun mati syahid, jasadnya berubah atau bau busuk.
- Saya belum pernah melihat seorangpun mati syahid, jasadnya dimakan oleh anjing meskipun anjing-anjing itu memakan jasad tentara komunis.
- Saya pernah membongkar 12 kuburan setelah berumur 2 atau 3 tahun, dan saya tidak mendapatkan satupun jasad mereka bau busuk.
- Saya pernah melihat para syuhada yang berumur lebih dari satu tahun dikubur, luka mereka tetap segar dan mengalirkan darah. Imam menceritakan kepadaku, dia berkata: saya melihat jasad Abdul Majid yang mati syahid setelah berumur tiga bulan masih seperti dahulu dan baunya wangi seperti minyak kasturi.
- Syaikh Muadzdzin –salah satu anggota dewan musyawarah organisasai Jihad Afghanistan– menceritakan kepadaku, Nashshar Ahmad mati syahid, dan selama 7 bulan tertimbun tanah jasadnya tidak berubah.
- Abdul Jabbar Niyazi menceritakan kepadaku: saya melihat 4 orang mati syahid setelah berumur 3-4 bulan. Tiga orang kondisi jasadnya masih sama seperti sedia kala, bahkan jenggot dan kuku mereka semakin panjang. Dan yang satu lagi sebagian wajahnya sudah mulai berubah.
Saudaraku Abdussalam mati syahid. Dan
setelah berumur dua pekan kami mengeluarkan jasadnya, ternyata jasadnya masih
seperti sedia kala.
Arsalan menceritakan kepadaku, seorang mahasiswa bernama Abdul Bashir mati syahid ketika bersama kami. Pada suatu malam saya mencari jasadnya bersama seorang mujahid bernama Fathullah. Dia berkata kepadaku bahwa jasad Abdul Bashir berada di dekatnya, sebab (kata dia) saya mencium bau wanginya. Kemudian saya juga mulai mencium aroma wangi itu, maka tidak lama kemudian kami menemukan jasadnya dengan aroma wangi yang semakin menusuk. Sungguh saya melihat warna darah yang keluar dari bekas lukanya di kegelapan malam itu memancarkan cahaya.
Arsalan menceritakan kepadaku, seorang mahasiswa bernama Abdul Bashir mati syahid ketika bersama kami. Pada suatu malam saya mencari jasadnya bersama seorang mujahid bernama Fathullah. Dia berkata kepadaku bahwa jasad Abdul Bashir berada di dekatnya, sebab (kata dia) saya mencium bau wanginya. Kemudian saya juga mulai mencium aroma wangi itu, maka tidak lama kemudian kami menemukan jasadnya dengan aroma wangi yang semakin menusuk. Sungguh saya melihat warna darah yang keluar dari bekas lukanya di kegelapan malam itu memancarkan cahaya.
Umar Ya‟qub Bersama Senjata Mesinnya Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia
berakta: ada seorang mujahid bernama Umar Ya‟qub, dia seorang yang sangat
merindukan jihad, yang kemudian mati syahid. Kami mendatanginya sedang
tangannya memeluk senjata mesin. Kami mencoba melepas senjata tersebut, namun
tidak bisa. Kami berhenti sejenak, kemudian kami berkata kepadanya: wahai
Ya‟qub, kami adalah saudaramu. Setelah itu dia mau melepas senjatanya untuk
kami.
Jasad Sayyid Syah Berada Terdapat Mantel dari Sutra
Umar Hanif menceritakan kepadaku, dia
berkata: ada seorang mujahid, dia hafal al Qur‟an, namanya Sayyid Syah. Dia
seorang ahli ibadah dan rajin melaksanakan shalat tahajut serta memiliki
firasat yang tajam seperti datangnya waktu subuh. Dia banyak mendapatkan
karomah, kemudian dia mati syahid. Kami mendatangi kuburnya setelah berumur 1,
½ tahun. Saya datang bersama rekan yang lain yang juga komandan tempur, namanya
Nurul Haq. Kami membuka kuburan Sayyid Syah yang dahulu saya kubur dengan
tanganku, kami mendapati jasadnya seperti sedia kala kecuali jenggotnya yang
bertambah panjang. Yang lebih mengherankan lagi, saya mendapati di atas
tubuhnya tampak mantel dari sutra yang belum pernah saya melihatnya di muka
bumi ini, sayapun menyentuhnya, ternyata baunya sangat wangi, lebih wangi dari
minyak kasturi.
Burung Bersama Mujahidin
- Arsalan menceritakan kepadaku, dia berkata: kami bisa mengenali tanda-tanda pesawat-pesawat tempur musuh akan menyerang kami sebelum mereka sampai ke wilayah kami dengan cara melihat burung-burung yang terbang di atas kemp kami. Ketika kami melihatnya berputar-putar di atas kemp, kami mulai mempersiapkan senjata untuk membalas serangan pesawat-pesawat musuh.
- Jalaluddin Haqqoni –salah satu mujahid Afghan yang terkenal– menceritakan kepadaku, dia berkata: saya telah menyaksikan burung-burung itu terbang berkali-kali. Dia datang dan terbang di bawah pesawat-pesawat musuh melindungi mujahidin dari serbuan-serbuan pesawat tempur.
- Abdul Jabbar Niyazi menceritakan kepadaku, bahwasannya dia melihat burung-burung itu terbang di bawah pesawat musuh sebanyak dua kali.
- Maulawi Arsalan menceritakan kepadaku, bahwa dia berkali-kali melihat burung-burung itu melindungi kami dari serangan musuh.
- Qurban Muhammad menceritakan kepadaku, bahwasannya dia pernah melihat burung-burung itu sekali ketika pesawat-pesawat musuh menyerbu kami dengan ganas –mereka berjumlah 300 pesawat–, namun anehnya, tidak ada seorangpun yang terluka, padahal mereka (mujahidin) berada di sebuah lapangan yang datar. Al Hajj Muhammad Jul –salah satu mujahid di Konar– menceritakan kepadaku, saya melihat burung-burung terbang bersama pesawat tempur lebih dari sepuluh kali. Burung-burung itu terbang lebih cepat daripada pesawat, padahal kecepatan pesawat tempur yang kita ketahui adalah tiga kali lebih cepat dari kecepatan suara.
dikutip dari :
Judul Asli :
Ayatur Rahman fii Jihadil Afghan
Penulis :
Syaikh Dr. Abdullah Azzam
Judul Terjemah :
Dan Malaikat Pun Turun di Afghanistan
Penerjemah :
Wahyudin
Editor:
Fauzan
Diterbitkan oleh :
Kafayeh Cipta Media
Judul Asli :
Ayatur Rahman fii Jihadil Afghan
Penulis :
Syaikh Dr. Abdullah Azzam
Judul Terjemah :
Dan Malaikat Pun Turun di Afghanistan
Penerjemah :
Wahyudin
Editor:
Fauzan
Diterbitkan oleh :
Kafayeh Cipta Media